Tuesday, April 15, 2008

karyatulisilmiah1

KARYA TULIS ILMIAH / SKRIPSI

Karya tulis ilmiah atau skripsi adalah suatu kegiatan yang ada hubungan dengan penelitian – penelitian atau kajian – kajian dalam berbagai ilmu yang disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh pendidikan Diploma atau Sarjana.
Untuk membantu rekan – rekan dalam menyelesaiakan karya tulis ilmiah atau skripsi, penulis akan memberi contoh – contoh dan ilustrasi - ilustrasi yang disertai sumber atau daftar pustaka yang mendukung. Semoga bermaanfaat dan dapat membantu. Amin.

Contoh 1:
Judul :

ANGKA KEJADIAN KUMAN SALMONELLA PADA DAGING SAPI MENTAH YANG DIJUAL DIPASAR TRADISIONAL.

BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah
C.Tujan Penelitian
D.Manfaat Pengujian
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A.Daging Sapi
1.Daging Sapi Sebagai Bahan Pangan
2.Struktur Daging
3.Komposisi Daging
4.Mikrobiologi Daging
5.Pemilihan daging
B.Mengenai Salmonella
1.Morfologi dan Taksonomi
2.Klasifikasi Salmonella
3.Struktur Antigen
4.Patogenesis
5.Terapi
BAB III : METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
B.Tempat dan Waktu Pelaksanaan
C.Populasi dan sampel
D.Instrumen Penelitian
E.Persiapan Pengambilan Sampel
F.Cara Kerja
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
B.Pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

INTISARI
Daging adalah satu bahan makanan yang digemari masyarakat. Oleh karena itu kebersihan daging merupakan syarat yang mutlak. Setiap produk daging yang kita konsumsi belum tentu bebas dari mikroorganisme yang merugikan, dimana saat ini banyak penyakit yang dapat ditularkan lewat makanan ( khususnya daging ) salah satunya adalah Salmonella yang merupakan kuman penyebab penyakit Salmonellosis, sehingga dengan diketahuinya hal tersebut, kita biasa mencegah terjadinya penyakit akibat mikroorganisme.
Karya tulis ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian deskriptif yaitu dengan mencari ( mendeteksi ) adanya bakteri Salmonella dalam daging dipasar tradisional. Pencarian bakteri salmonella dilakukan dengan metode identifikasi.
Dari penelitian terhadap 20 sampel daging mentah didapat dua sampel positif terdapat bakteri Salmonella, jadi daging mentah tersebut tidak memenuhi syarat-syarat secara mikrobiologis.
Walaupun dala penelitian ini didapat hasil positif dua sampel daging mentah, masyarakat diharapkan untuk memasak daging sampai matang pada saat akan dikonsumsi untuk menghindari bakteri.

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Daging merupakan bahan makanan yang digemari oleh banyak orang, daging sendiri dapat berasal dari daging ayam, daging sapi, daging kambing dan lain-lain. Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Selain penganekaragaman sumber pangan, daging dapat menimbulkan kepuasan atau kenikmatan bagi yang memakannya karena kandungan gizinya yang lengkap, sehingga keseimbangan gizi untuk hidup dapat dipenuhi. ( Soeparno, 1994, h.1 ).
Daging dapat tercemar oleh beberapa species dari bakteri aerob dan anaerob. Termasuk dalam gram positif aerob, berspora, ialah Basillus subtilis; dan dari gram negatif, aerob, tidak berspora adalah dari species Escherecia, Aerobacter, dan Proteus, Micrococci dan Sarcine; bersifat anaerob dari genus clostridium juga adanya jamur dan ragi. ( A.J. Salle, 1961, h.140 ).
Banyak mikroorganisme tersebut karena didalam daging mengandung kelembapan yang tinggi, kaya akan sumber Nitrogen, penyedia akan mineral-mineral serta mempunyai PH yang cocok bagi pertumbuhan mikroorganisme. ( W.C. Frazier, 1958, h.266 )
Patogenita dan patologi Salmonella typhosa dan Salmonella paratyphosa A serta Salmonella Schottmulleri ( Salmonella paratyphosa B dulu ) infektif terhadap manusia. Sebagian besar Salmonella bersifat patogen pada binatang yang merupakan sumber infeksi pada manusia. Binatang tersebut meliputi : unggas, babi, binatang pengerat, sapi, binatang piaraan ( dari kura – kura sampai burung kakatua ), dan binatang lainnya. ( E. Jawetz, J.L. Menick dan E.A Adelberg, h.299-301). Obyek penelitian adalah daging sapi yang dijual dipasar tradisional dalam kondisi daging terbuka dan tertutup. Terbuka adalah sampel berada didalam pasar dan tidak ditutupi sedang tertutup adalah dipinggir pasar dan tertutup oleh kaca atau bahan lainnya ( masing – masing 10 sampel ).

B.Rumusan Masalah

Apakah terdapat kuman Salmonella pada daging sapi mentah yang dijual
secara terbuka dan daging sapi mentah yang dijual secara tertutup yang dijual dipasar tradisional.

C.Tujuan Penelitian

1. Khusus

Untuk mengetahui ada tidaknya kuman Salmonella Yang dipengaruhi oleh tempat yang digunakan untuk menempatkan daging sapi mentah, yaitu antara yang terbuka dengan yang tertutup.
2.Umum

Memberi informasi kepada masyarakat tentang daging sapi dan bahaya kuman Salmonella.

D.Manfaat Pengujian
Bagi konsumen dapat lebih selektif dalam memilih dan membeli daging sapi mentah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Daging Sapi

Menurut Forrest at al (1975) dan Frankel ( 1983 ) yang dikutip dari Soeparno ( 1994, h.3 ) menyatakan bahwa protein adalah komponen bahan kering yang terbesar dari daging. Nilai daging yang tinggi karena daging mengandung asam-asam amino essensial yang lengkap dan seimbang. Selain protein, daging mengandung air, lemak, karbohidrat dan komponen anorganik.
Kandungan zat-zat makanan yang terdapat pada daging sapi adalah :
1. kadar air : 75.0 persen
2. protein : 18.5 persen
3. lemak : 3.0 persen
4. Substansi non-protein nitrogen : 1.5 persen
5. karbohidrat dan substansi non-nitrogen : 1.0 persen
6. konstituen anorganik dan vitamin-vitamin yang larut dalam air dan lemak dalam jumlah sangat sedikit : 1.0 persen
( Soeparno, 1994, h.4 )
Struktur Daging
jaringan otot, jaringan penghubung ( Gladys C Peckham ).
Komposisi Daging : protein, lemak dan karbohidrat, pigmen, enzim, serta mineral ( Gladys C Peckham ).
Mikrobiologi Daging
Mikroorganisme yang merusak daging dapat berasal dari infeki ternak hidup dan kontaminasi daging postmortem. Kontaminasi daging atau karkas dapat terjadi sejak saat menyembelih ternak hingga dikonsumsi. ( Soeparno, 1994 h.200 ).
Untuk mengatasi atau mengurangi kontaminasi diperlukan penanganan yang higienis dan sanitasi yang baik. Karena segala sesuatu yang dapat berkontak dengan daging secara langsung atau tidak, bisa merupakan sumber kontaminan mikrobial.
Pemilihan daging:
Menurut Azrul Azwar secara organoleptis ada tiga hal yang harus diperhatikan :

a.Warna
Warna yang baik adalah antara bagian dalam dan luar warnanya sama.

b.Bau
Bau daging adalah khas sesuai dengan bau hewannya. Untuk mengetahui apakah daging sudah membusuk, dapat dilihat terutama dari sendi-sendi tulang, permukaan daging yang berlendir dan tampak mengkilat adalah merupakan tanda daging yang telah busuk.

c.Konsistensi
Daging yang baik mempunyai konsistensi bila ditekan agak berdenyut, memiliki turgor dan bila dipegang terasa basah kering. Artinya, sekalipun terasa basah tapi tidak membasahi.

C.Salmonella

1.Morfologi dan Taksonomi

Kuman berbentuk batang, tidak berspora, pada pengecatan gram barsifat gram negatif, ukuran 1 – 3,5 um x 0,5 – 0,8 um. Besar koloni rata – rata 2 –4 mm, mempunyai flagel peritrikh. ( Staf pengajar FKUI, 1993, h.168 ).
Taksonomi berdasar EWING:
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella cholerasuis, Salmonella typhosa, Salmonella enteridis (Salmonella paratyphosa A,B,C, Salmonella typhi murium, Salmonella newport, Salmonella gallinarum, Salmonella pullorum, Salmonella anatum, Salmonella sendai, Salmonella schottmulleri, Salmonella london, Salmonella oxford ). Dan masih ada kurang lebih 2000 serotip lagi untuk spesies Salmonella enteridis ).

2.Klasifikasi Salmonella

a.Patogen pada Manusia : meliputi : Salmonella typhosa, Salmonella paratyphosa, Salmonella hirsfeldi, Salmonella schotmulleri. Keempat salmonella ini bergerak.
b. Patogen pada Hewan, Burung dan, Manusia : meliputi : Salmonella dublin, Salmonella choleraesuis, Salmonella enteridis. Semua Salmonella ini tidak bergerak.
c. Patogen pada Hewan dan Burung : meliputi : Salmonella gallinarum, salmonella pullorum. Semua salmonella ini tidak bergerak.

3. Struktur Antigen

a. Antigen O atau Antigen Somatik, yang merupakan bagian dari dinding sel bakteri. Tahan terhadap pemanasan 100 derajat celcius, alkohol dan, asam. Antigen O terdiri dari lipopolisakarida.
b. Antigen H atau Antigen Flagellar, bersifat termolabil dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius. Antigen H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi dan endapan seperti kapas.
c. Antigen Vi atau Antigen Kapsular, merupakan antigen envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan anti O antibodi belum terjadi aglutinasi, karena antibodi kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi. Agar reaksi aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu dipanaskan terlebih dahulu.

4. Patogenitas

a. Gastrointeritis atau Keracunan Makanan, ini merupakan infeksi usus, tidak ditemukan toksin, sebelumnya seperti keracunan makanan karena Staphylococcus. Masa inkubasi 12 – 48 jam. Gejalanya : demam, diare hebat kadang bercampur darah.
b. Demam Tyfoid atau Demam Enterik, adalah demam akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa. Masa inkubasi 1 – 2 minggu. Gejalanya : demam tinggi, anoreksia, nyeri otot, sakit kepala, batuk, konstipasi, bradikardia relatif, pembesaran hati dan limfa.
c. Bakterimia – Septikemia, ditemukan pada demam tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya. Gejalanya : panas, bakterimia intermiten.

6.Terapi

Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik Khloramfenikol. Obat ini memberikan efek klinis paling baik dibandingkan obat lain. Tapi Khloramfenikol memiliki efek toksik pada sumsun tulang. Dengan obat lain seperti : ampisilin, amoksisilin, dan Trimetropin – sulfametoksasole dapat digunakan untuk pengobatan demam tifoid dimana strain kuman penyebab telah resisten terhadap khloramfenikol. Pencegahan terhadap infeksi Salmonella dilakukan dengan imunisasi vaksin monovalen kuman Salmonella typhosa. Vaksin akan merangsang pembentukan serum antibodi terhadap antigen Vi, O, dan H. antigen H memberikan proteksi terhadap Salmonella typhosa, tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O. pencegahan juga bisa dilakukan dengan perlakuan terhadap daging yang baik dan, memberi pengetahuan tentang bahayanya kuman Salmonella.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Yaitu metode peneltian deskriptif ( non anlitik ) yaitu, berupa pemeriksaan identifikasi kuman Salmonella.


B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah penjual daging sapi mentah dipasar tradisional kota surakarta.
Sampel adalah pedagang daging sapi mentah di 23 pasar tradisional dikota Surakarta.
Untuk pemakai situs ini silahkan buat bagan yang berisi nama – nama pasar dan jumlah penjual daging sapi pada masing – masing pasar.

C. Instrumen Penelitian

Semua alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini harus steril dengan menggunakan oven/autoklave. Untuk strilisasi blender digunakan alkohol 70 persen.

Alat – alat yang digunakan adalah :
1. Cawan Petri
2. Labu enlemeyer
3. Ohse bulat dan lurus
4. Pipet 10 ml dan 1ml ( disterilkan dengan oven selama 2 jam pada suhu 160 derajat ).
5. Blender
6. Kapas dan Spirtus
7. Rak Tabung
8. Inkubator
9. Oven
10.Autoclave
11.Pembakar Spirtus

Reagen dan Media :
1. Ekstra daging 5 mg
2. Alkohol 70 persen
3. Laktose Broth 1 Strength
4. Selenite
5. Mac Conkey Agar
6. SS Agar
7. Endo Agar
8. Media deret ( TSIA, SIM, UREA, MR, Citrat, VP, PAD ) dan media gula-gula
( Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manitol, Sakaarosa).
9. HCL 0,1 N
10. Baried
11. FeCl3 10 persen12
12. KOH 40 persen
13. Indikator Metil Red
14. Erligh

D. Persiapan Pengambilan Sampel

Daging diambil dari lokasi penjual secara aseptis sebanyak kurang lebih lima gram kecawan petri steril yang telah diberi label.

E. Cara Kerja

1. Siapkan sampel kurang lebih lima gram
2. Tambahkan 45 ml Laktose broth 1 strength steril dan diblender 1-3 menit
. Pindahkan larutan sampel kelabu secara aseptis. Inkubasi pada suhu 37
derajat celcius selama 10-20 menit.
3. Setelah inkubsi, ambil 1ml masukkan kedalam tabung berisi selenite 10 ml.
Inkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam.
4. Kemudian inokulasi media SS Agar ( yang kami gunakan), Mac Conkey, Endo
Agar, inkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam.
pada media SS Agar : Koloni salmonella jernih, kecil, rata, transparan, dan tidak berwarna.
Pada ENDO : koloni Salmonella halus, smooth, transparan, berwarna agak merah muda.
Pada Mac Conkey : koloni Salmonella sedang, tidak berwarna, jernih, smooth, gepeng. Tersangka Salmonella sama dengan Shigella.
5. Kemudian lakukan tes identifikasi sebagai berikut :
a. Lakukan inokulasi kuman kemedia deret lengkap dan gula-gula.
b. Inkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam.
c. lakukan pengamatan dan uji biokimia sebagai berikut :
- Uji indol : tambahkan reagen Kovack beberapa tetes, uji positif jika terbentuk cincin merah dipermukaan media SIM
- Uji motilitas : uji motilitas positif ditandai adanya pertumbuhan bakteri menyebar disekitar tusukan dan selaput diatas permukaan media SIM
- Uji fermentasi : uji positif jika zone buth acid dan zone slank merah (acid-alkali) pada media TSIA.
- Uji H2S : uji positif jika warna media TSIA berubah menjadi hitam.
- Uji Urea : uji positif jika warna media berwarna merah.
- Uji Citrat : uji positif jika warna media berwarna biru.
- Uji Metil Red : uji positif jika media MR berwarna merah setelah penambahan beberapa tetes indikator Metil Red.
- Uji Voges proskover (VP) : uji positif jika media berwarna merah setelah penambahan KOH 40 persen dan alfa naftol.
- Uji PAD : uji positif jika meedia berwarna hijau setelah penambahan reagen HCL 0.1 N dan FeCL3 10 persen.
- uji daya fermentasi karbohidrat (gula-gula), uji positif jika media berwarna kuning.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAM

A. Hasil Penelitian

Dari penelitian terhadap 20 sampel daging sapi mentah diperoleh hasil seperti berikut ( lebih baik buatlah tabel agar lebih rapi ) :
1.Daging mentah dengan keadaan dijual tertutup adalah : sampel 1 sampai 10 dengan hasil negatif ( 0 persen ). Dengan perhitungan persentase : jumlah positif dibagi 10 dikali 100 persen ( berlaku untuk kedua sampel tertutup danterbuka ).
2.Daging mentah dengan keadaan dijual terbuka adalah : terjadi reaksi positif pada sampel no.5 dan no.8 ( berarti didapat 20 persen yang positif terinfeksi kuman Salmonella ).
Berikut adalah nama-nama kuman yang teridentifikasi dari pemeriksaan – pemeriksaan diatas :
Sampel I : positif kuman Proteus
Sampel II : positif kuman Proteus
Sampel III : positif kuman Proteus
Sampel IV : positif kuman Proteus
Sampel V : positif kuman Proteus
Sampel VI : positif kuman Proteus
Sampel VII : positif kuman Proteus
Sampel VIII : positif kuman Proteus
Sampel IX : positif kuman Citrobacter
Sampel X : positif kuman Proteus
Sampel XI : positif kuman E. tarda
Sampel XII : positif kuman Proteus
Sampel XIII : positif kuman Salmonella paratyphosa B-H
Sampel XIV : positif kuman Serratia
Sampel XV : positif kuman Proteus
Sampel XVI : positif kuman Salmonella paratyphosa A-H
Sampel XVII : positif kuman E. tarda
Sampel XVIII : positif kuman Citrobacter
Sampel XIX : positif kuman E. tarda
Sampel XX : positif kuman E. tarda

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian terhadap 20 sampel daging sapi mentah, dari 10 sampel daging yang dijual secara tertutup didapat angka kejadian kuman Salmonella sebanyak 0 persen, sedang dari 10 sampel daging yang dijual terbuka didapat angka kejadian kuman Salmonella sebanyak 20 persen ( atau 2 sampel terinfeksi kuman Salmonella ( yaitu kuman Salmonella paratyphosa B-H dan Salmonella paratyphosa A-H.
Penyebab angka kejadian kuman Salmonella 0 persen kemungkinan karena :

1.Daging sapi yang dijual memang bersih dari kuman Salmonella atau sapi tidak terinfekai oleh kuman Salmonella.

2.Air pencucian karkas yang digunakan untuk proses penyembelihan bersih dari kuman Salmonella.

3.Cara perlakuan yang baik ( higienis ) hingga sampai pada penjual.

4.Alat / perkakas yang digunakan penjual cukup bersih dan terbebas dari kontaminasi kuman Salmonella.

5.Tempat penjualan ( tertutup ) yang menjanjikan kehigienisan daging, sebab :
a.Tempatnya dipinggir pasar yang tidak mempunyai mobilitas yang tinggi.
b.Tidak sering terjamah oleh tangan – tangan pembeli, perilaku pembeli yang menggunakan air terkontaminasi kuman Salmonella, dapat menjadi carier / pembawa kuman Salmonella.
c.Tempat tertutu relatip memiliki mobilitas dan suhu udara lebih teratur dan baik daripada tempat terbuka.
d.tidak sering dihinggapi serangga ( contoh : Lalat, dll ). Kebanyakan lalatlah yang menghinggapi, kemungkinan lalat yang hinggap pada air, tanah, rumput dan tempat lain yang terdapat kuman Salmonella bisa menjadi carier / pembawa kuman Salmonella, sehingga jika hinggap pada daging mengakibatkan kontaminasi kuman Salmonella.
Penyebab positif kuman Salmonella oleh karena organisme dikeluarkan kedalam alam melalui kotoran ( feces ) dimana bahan pangan dan air akan tercemar olehnya ( Buckle, 1987 ).

Penyebab angka kejadian kuman 20 persen pada cara juak terbuka kemungkinan oleh karena :
1. daging sapi yang dijual sudah terinfeksi kuman Salmonella.
Rumput bisa terinfeksi kuman Salmonella dari feces dan air sehingga jika dikonsumsi oleh hewan ternak ( sapi, domba, kambing, dll ) akan menjadi media terinfeksinya kuman Salmonella.

2. Air pencucian karkas yang digunakan untuk menyembelih hewan ternak
bisa menjadi media infeksi kuman Salmonella pada daging sapi yang
dipasarkan.

3. Cara perlakuan yang kurang baik / tidak baik hingga sampai pada penjual.

4. Alat / karkas yang digunakan penjual kurang / tidak bersih dan
terkontaminasi kuman Salmonella.

5. Tempat penjualan ( terbuka ) kurang menjanjikan kehigienisan daging, sebab :
a. Tempatnya di tengah ( dalam ) pasar yang mempunyai mobilitas pembeli
yang cukup tinggi.
b. sering terjamah oleh tangan pembeli ( guna memastikan baik-tidaknya
daging ). Perilaku pembeli yang menggunakan air terkontaminasi kuman
Salmonella, dapat menjadi carier kuman Salmonella.
c. Tempat terbuka memiliki mobilitas dan suhu udara yang tidak teratur.
d. Sering dihinggapi serangga ( contoh : Lalat, dll ).
Media SS dapat ditumbuhi kuman selain Salmonella ( The Oxoid Manuel, 1982 ).
Dengan melihat keadaan-keadaan diatas tentu pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan secara lebih luas dan lebih detail.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap 20 sampel daging sapi mentah didapat angka kejadian kuman Salmonella 0 persen untuk tertutup dan 20 persen ( dua sampel ) untuk terbuka. Dapat disimpulkan bahwa daging sapi mentah yang dijual dipasar tradisional pada keadaan terbuka didapat dua sampel daging positif mengandung kuman Salmonella.

B.Saran

a.Daging yang akan dikonsumsi sebaiknya diolah dengan sebaik – baiknya sehingga terbebas dari kuman.
b.Produsen dan distributor sebaiknya lebih memperhatikan kehigienisan daging.
c.Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan lebih teliti sebab pada penelitian ini tidak hanya ditemukan kuman Salmonella saja.


DAFTAR PUSTAKA
Frazier W.C, 1958, Food Microbiology, Second Edition, MC. Grow Hill
Publishing Company LTD, ND.

Pecham C. Gladys, 1961, Foundation of Food Preparation, The Macmillan
Company, New York.

Salle A.J., 1961, Fundamental Principles of Bacteriology, Fifty Edition, Mc.
Graw Hill, Book Company, Inc. New York – Toronto – London.

Soenarto, W…dkk, 1989, Penuntun Praktikum Bakteriologi Klinik Untuk Akademi Analis Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Soeparno, 1994, Ilmu dan Teknologi Pangan, Penerbit Gajah Mada University,
Press, Yogyakarta.

LAMPIRAN :
DAFTAR BAHAN – BAHAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI

i.DAFTAR MEDIA
Media Pepton Glukosa Yeast ( PGY )
Media Nutrien Agar ( NA )
Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA )
Media Sulfida Indo Motil ( SIM )
Media Urea
Media Citrat
Media Methyl Red
Media Voges Pokauer ( VP )
Media Phenil Alanin Deaminase ( PAD )
Media Glukosa
Media Laktosa
Media Manitol
Media Maltosa
Media Sukrosa
Media L- Arabinosa
Media D-Xylosa

ii.DAFTAR LARUTAN CAT
Gram A
Gram B
Gram C
Gram D
Methylen Blue
Malachit Green
Safranin

iii.DAFTAR REAGEN UJI BIOKIMIA
Reagen Erlich
Reagen Methyl Red
Alphanaftol 5 persen
KOH 40 persen
FeCL3 10 persen